Pilihan Karir Sang Pemimpin Bintang

Penulis: Nadia Rahmawati | 21 Nov 2025 | Pengunjung: 672
Cover
Rizky, seorang siswa kelas 9 SMP Bintang Harapan. Ia merasakan beban yang semakin berat seiring mendekati hari kelulusan. Di usianya yang baru menginjak 15 tahun, ia sudah harus dihadapkan pada pilihan yang sangat penting : melanjutkan ke SMA (Sekolah Menengah Atas) dengan fokus pada bidang akademik, SMK ( Sekolah Menengah Kejuruan) yang berfokus pada keterampilan / keahlian bidang tertentu, atau MA (Madrasah Aliyah) yang sangat kental sekali dengan pendidikan agama.
Teman-temannya sudah memiliki pilihan. Sarah mantab ke SMA karena ingin menjadi perawat. Bima memilih SMK jurusan Teknik Jaringan Komputer dan Telekomunikasi karena cita-citanya menjadi programmer. Sementara Rizky ? ia hanya merasakan kekosongan dan kebingungan. Setiap malam, ia merenung. Pagi hari, ia murung. Untuk mata pelajaran IPA, ia lumayan. Sementara untuk pelajaran IPS, biasa-biasa saja. Namun saat berada di luar jam sekolah, matanya berbinar, tangannya bergerak lincah, dan pikirannya bekerja keras. Hal ini terjadi, saat Rizky berada di bengkel kecil, di samping rumah milik pamannya. Ia paling suka mengamati, membongkar dan memasang kembali mesin-mesin motor. Suara deru mesin, aroma oli, dan gemerincing kunci adalah musik favoritnya. Namun, ia tidak pernah menganggap ini sebagai karir, hanya sekedar hobi.
“Semua orang bilang masuk SMA itu kalau mau kuliah,” kata ayahnya.
“SMK itu lebih cepat kerja, nak,” saran ibunya.
Rizky semakin bingung. Ia merasa tertekan untuk memilih sesuatu yang “hebat” di mata orang lain, padahal hatinya terus tertuju pada oli dan mesin.
Kebimbangan Rizky menarik perhatian Bu Rahma, guru Bimbingan dan Konseling (BK) di sekolahnya. Permasalahan yang dialami oleh Rizky sangat berkaitan dengan salah satu layanan di dalam BK. Yaitu BK Karir. Di jenjang SMP berfokus pada pemilihan jenjang pendidikan tingkat lanjut setelah lulus SMP.
“Rizky, ibu lihat kamu sering terlihat cemas belakangan ini. Apakah ini tentang pilihan sekolah setelah lulus?” tanya bu Rahma dengan lembut.
Rizky mengangguk lemah.”Iya, Bu. Saya tidak tahu harus kemana. SMA ? SMK?. Jujur saya takut salah pilih.”
Bu Rahma tidak langsung memberikan daftar sekolah. Beliau justru memulai dengan pertanyaan yang dalam :”Apa yang membuatmu merasa paling hidup, paling bersemangat dan lupa waktu saat melakukannya?”. Rizky terdiam. Ia mengingat bau bensin dan oli, tangan yang penuh kotoran, dan kepuasan saat mesin yang tadinya mati menjadi hidup kembali.
“Mengotak-atik motor, Bu.” Jawabnya pelan. “Membongkar mesin, mencari tahu penyebab kerusakannya lalu memperbaikinya. Saya senang sekali saat motor itu menyala lagi.”
Bu Rahma tersenyum hangat. “itu bukan sekedar hobi, Rizky. Itu adalah bakat dan minat alamimu. Karir yang baik adalah karir yang sejalan dengan apa yang kamu cintai.” Kemudian Bu Rahma menjelaskan tentang konsep BK karir, yaitu
a.) 𝗜𝗱𝗲𝗻𝘁𝗶𝗳𝗶𝗸𝗮𝘀𝗶 𝗱𝗶𝗿𝗶 : Mengenali bakat, minat dan kepribadian yang dimiliki
b.) 𝗘𝗸𝘀𝗽𝗹𝗼𝗿𝗮𝘀𝗶 𝗸𝗮𝗿𝗶𝗿 : Mencari tahu jenis-jenis pekerjaan yang sesuai dengan identitas diri
c.) 𝗣𝗲𝗿𝗲𝗻𝗰𝗮𝗻𝗮𝗮𝗻 𝗣𝗲𝗻𝗱𝗶𝗱𝗶𝗸𝗮𝗻 : Menentukan jalur pendidikan yang paling tepat untuk mencapai karir (pekerjaan) impian.

Bu Rahma menunjukkan kepada Rizky tentang bidang otomotif yang memiliki prospek kerja yang cerah. Mulai dari teknisi ahli, modifikator, pengusaha bengkel, hingga insiyur mekanik. Jalur pendidikan yang paling relevan untuk memulai adalah SMK jurusan Teknik Otomotif atau Teknik Kendaraan Ringan.
Sesi konseling individu tersebut seperti membuka mata Rizky. Ia sadar selama ini ia hanya mencoba memasukkan dirinya ke dalam sebuah kotak yang dibuat orang lain. Padahal ia sudah menemukan “kotaknya” sendiri yang isinya mesin dan onderdilnya.
Dengan panduan Bu Rahma, Rizky mulai melakukan riset :
Mencari tahu kurikulum SMK Otomotif terbaik di kotanya. Menjelaskan kepada orang tuanya tentang prospek kerjanya dan passion yang ia miliki. Di dukung data yang ia kumpulkan. Membuat rencana, bahwa setelah lulus SMK, ia bisa langsung bekerja atau melanjutkan kuliah di jurusan Teknik Mesin jika ingin mendalami ilmu secara akademis. Awalnya, orang tuanya khawatir, tetapi melihat mata Rizky yang berbinar penuh keyakinan dan rencana matang yang ia susun, kekhawatiran itu perlahan hilang dan berganti dukungan.

Hari pengumuman kelulusan tiba. Rizky tidak lagi cemas. Ia berhasil masuk ke salah satu SMK Negeri terbaik di kotanya, mengambil jurusan Teknik Kendaraan Ringan. Di tahun pertamanya, Rizky sangat menikmati sekolah. Pelajaran produktif yang penuh praktik membuatnya selalu bersemangat. Ia tidak hanya belajar memperbaiki mesin, tetapi juga merancang, berwirausaha, dan bekerja dalam tim. Ia bahkan sering mendapat pujian dari gurunya karena keahliannya yang cepat. Rizky akhirnya menyadari, kebahagiaan sejati bukanlah memilih pendidikan yang dianggap paling bergengsi oleh lingkungan, melainkan memilih jalan yang membuat dirinya berharga dan berguna melalui bakat dan minatnya.

𝗣𝗲𝘀𝗮𝗻 𝗨𝘁𝗮𝗺𝗮 : Dengarkan hatimu, temukan bakatmu, dan manfaatkan layanan BK Karir di sekolahmu untuk merencanakan pendidikan yang akan membawamu ke masa depan yang membahagiakan.


𝗣𝗲𝗿𝘁𝗮𝗻𝘆𝗮𝗮𝗻 𝗥𝗲𝗳𝗹𝗲𝗸𝘀𝗶
1. Siapa tokoh utama dalam cerita diatas dan apa masalah atau konflik yang dihadapi oleh sang tokoh utama ?
2. Apa 3 pilihan jenjang pendidikan lanjutan yang membuat bingung Rizky? (Sebutkan dan jelaskan secara singkat)
3. Apa aktivitas rahasia Rizky yang membuatnya merasa paling bersemangat dan lupa waktu? Mengapa ia awalnya tidak menganggap aktivitas ini sebagai potensi karir ?
4. Siapa yang berperan sebagai penolong utama dalam cerita diatas ?
5. Apa pertanyaan kunci yang diajukan oleh guru BK kepada Rizky yang membuat Rizky berpikir tentang minatnya (kegiatan yang ia sukai) ?
6. Menurut pendapatmu, apa pesan inspiratif dari cerita diatas ?
7. Jika kamu adalah Rizky, apakah kamu akan memilih SMA, SMK, atau MA dan apa dasar pertimbanganmu ? (Jawablah berdasarkan minat pribadimu, bukan minat Rizky).

Komentar

Belum ada komentar.

← Kembali ke Daftar Artikel