Udara Blitar di tahun 1920-an terasa berat, beraroma keringat, tanah liat, dan kekuasaan yang mencekik. Di tengah hiruk pikuk sawah yang digarap dengan cara turun-temurun, muncullah seorang pria dengan sorot mata tajam namun teduh yakni Raden Kartowibowo. Ia bukan sekadar priyayi biasa. Darah bangsawan mengalir dalam nadinya, namun tangannya lebih akrab dengan cangkul dan buku-buku tebal tentang Hortikultura daripada selimut sutra. Kartowibowo adalah lulusan terbaik Sekolah Tinggi Pertanian Bogor. Ilmunya modern, rapi, dan terbukti mampu mengubah lahan kering menjadi lumbung padi.
"Kenapa kita tidak mencoba pupuk hijau ini, Pak Tani? Lihat, tanah Anda kehabisan napas," ujarnya suatu sore kepada seorang petani tua yang hanya bisa menatap lumpur dengan pasrah.
Awalnya, para petani menolak. Tradisi adalah dewa yang tak bisa diganggu gugat. Mereka mencibir sang Raden, menganggap ilmunya hanya bual Belanda. Tetapi Kartowibowo tak pernah lelah. Ia turun langsung ke sawah, mengotori kainnya, mempraktikkan rotasi tanaman dan sistem irigasi efisien yang ia pelajari. Dua musim berlalu. Hasil panen di petak yang digarap Kartowibowo tiba-tiba melimpah ruah, jauh melampaui lahan di sebelahnya. Dari desa ke desa, para petani mulai saling berbisik, tidak lagi mencibir, melainkan memanggilnya dengan hormat, "Sang Guru Tani."
Kartowibowo tidak berhenti di sana. Ia menuliskan semua ilmunya dalam sebuah kitab penyuluhan yang sederhana namun revolusioner, yang ia beri nama "Mardi Tani"โMendidik Petani. Tujuannya jelas untuk membuat kaumnya mandiri, tidak lagi bergantung pada belas kasihan tuan-tuan tanah kolonial. Tentu saja, keberhasilan yang ia ciptakan memiliki harga. Kantor pemerintah kolonial di Kediri mulai merasa terancam. Petani yang kaya adalah petani yang berani. Petani yang mandiri adalah petani yang sulit diatur. Perekonomian kolonial dibangun di atas kerentanan dan ketergantungan kaum pribumi. Kartowibowo, dengan buku Mardi Tani-nya adalah api yang menyalakan sumbu perlawanan tanpa mengangkat senjata.
Suatu pagi yang dingin, surat resmi itu tiba. Stempel Belanda yang megah menindih kertas itu, isinya singkat dan kejam yakni Pemecatan karena dianggap membahayakan ketertiban umum. Raden Kartowibowo kehilangan jabatannya. Sejenak, dunia terasa runtuh. Namun, ia tidak terpuruk dalam kemarahan. Ia mengamati surat dari Ki Hajar Dewantara yang sudah lama tersemat di mejanya, berisi ajakan untuk membangun sekolah rakyat. Di sana, di Blitar, ia melihat lahan baru yang harus ditanami pikiran generasi muda.
Kartowibowo mengabdikan sisa hidupnya untuk Taman Siswa Blitar. Ia menanggalkan gelar "Ahli Pertanian Kolonial" dan mengenakan jubah "Guru Rakyat". Di dalam kelas yang sederhana, ia mengajarkan matematika, sejarah, dan yang paling penting, harga diri. Ia berbagi kisahnya dengan para murid, tentang bagaimana ilmu bisa menjadi senjata paling ampuh melawan ketidakadilan. Ia mengajari mereka bahwa tanah yang subur bukan hanya di sawah, tetapi juga di hati dan pikiran. Bahwa seorang Raden yang dipecat pun bisa menemukan kemuliaan sejati dalam mendidik anak-anak bangsanya sendiri. Raden Kartowibowo seorang ilmuwan yang berani menjadi guru, seorang bangsawan yang memilih menjadi pelayan rakyat menutup usia di Blitar, tanpa kemewahan, namun dikelilingi oleh ribuan petani dan murid yang hatinya ia suburkan. Ia adalah bukti bahwa keberanian sejati bukanlah mengangkat senjata, melainkan memilih integritas di atas kenyamanan, dan memilih kebaikan di atas jabatan.
๐ฃ๐ฒ๐ฟ๐๐ฎ๐ป๐๐ฎ๐ฎ๐ป
1. Apa bukti keberhasilan metode pertanian modern Kartowibowo, dan mengapa para petani tradisional Blitar awalnya menolak ajarannya?
2. Jelaskan hubungan antara amanah Kartowibowo untuk menyuburkan lahan pertanian dan amanahnya untuk mendidik anak bangsa. Mengapa ia melihat bahwa mengajari muridnya tentang harga diri dan penggunaan ilmu merupakan kelanjutan dari perjuangannya di sawah?
3. Buatlah analisis bagaimana transisi Kartowibowo dari "Ahli Pertanian Kolonial" menjadi "Guru Rakyat" merupakan bukti pengamalan amanah kepemimpinan dan integritas. Apa nilai utama yang ia wariskan melalui pilihan tersebut?
Komentar
Wau sangat mudah
bagos