Hemat Pangkal Kaya

Penulis: Nurwahyudi Agustiawan | 11 Sep 2025 | Pengunjung: 638
Cover
Sejak kecil aku diajari ibu menabung. Setiap mendapat uang dari ibu atau sisa uang saku, selalu kumasukkan ke dalam celengan. Sedikit demi sedikit lama-lama terkumpul cukup banyak. Uang tersimpan dengan aman dalam tempat itu. Meskipun hanya 500 rupiah atau 1000 rupiah, aku tetap menyisihkannya. Karena itu jugalah amat berharga. Ada kalanya pengeluaran dalam keluarga cukup banyak hingga ibu terlihat cemas. Aku pun memberikan seluruh tabunganku untuk menutupnya. Ini wujud baktiku kepada wanita hebat yang melahirkanku. Ibu sangat senang dan berterima kasih.

Setelah semua tabungan kuberikan, aku pun mulai menabung dari awal lagi. Sisa uang saku pasti kumasukkan kedalam celengan. Saat lebaran, aku mendapatkan uang yang cukup banyak dari kakek, paman dan bibi. Namun tidak sepeserpun aku gunakan untuk belanja. Semua tetap kusimpan tidak pernah terpikir untuk berfoya-foya, kesenangan yang tidak berguna. Aku tetap masih menyimpan uang itu untuk keperluan sekolah. Saat ibu guru kesenian memberi tugas melukis, aku membeli pewarna menggunakan uang tabunganku sendiri. Aku tidak sampai hati jika ibu bersedih saat kuminta, sementara ibu harus mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Adik juga diajari ibu menabung agar bisa menjadi anak yang pandai mencukupi kebutuhan sendiri. Jika adik mendapatkan uang, ibu sering membujuk untuk memasukkannya kedalam celengan. Adik malah senang jika uang tersebut ditabung.

Seluruh keluargaku rajin menabung. Ayah dan ibu selalu memberi contoh. Beliau berdua mengumpulkan uang kedalam celengan juga. Kedua orang tuaku mendidik anak-anaknya agar berhemat. Agar setiap saat membutuhkan tidak kebingungan. Tinggal mengambil dari tabungan. Aku terbiasa menyerahkan uang kepada ibu agar cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Bukan berarti aku tidak pernah
jajan. Pernah juga tetapi hanya sedikit saja sekedar membuatku senang.

Dulu sebelum aku punya tempat tabungan, aku sempat menaruh uang sembarangan. Dan beberapa uangku pun berceceran. Aku kesulitan mengumpulkan sisa uang saku yang sengaja ku sisihkan, hilang begitu saja karena kecerobohanku sendiri. Ibu pun membelikan aku celengan tempat untuk menabung. Akhirnya kebiasaan mengumpukkan koin demi koin aku lakukan dengan mudah. Aku senang bisa rajin menabung. Rajin menabung akan memetik hasilnya. Yaitu dapat memenuhi kebutuhan setiap saat, sekalipun mendadak. Untuk kebutuhan study tour misalnya, aku bisa mencukupinya sendiri. Tanpa menyusahkan orang tua. Juga terhindar dari foya-foya. Tindakan yang tidak berguna. Kita harus hidup hemat. Hemat pangkal kaya.

Setelah membaca cerita di atas, jawablah pertanyaan berikut ini!
1. Apa arti hemat pangkal kaya?
2. Mengapa menabung itu perlu dibiasakan?
3. Pernahkah kamu meringankan beban orang tua? Coba ceritakan!
4. Buatlah rencana menabung setiap hari untuk membeli kebutuhanmu. Sebutkan kebutuhan yang akan kamu beli, beserta harganya. Setiap hari berapa uang yang harus kamu tabung. Berapa lama kamu dapat membeli kebutuhanmu? Coba kamu ceritakan.

Komentar

Elsa 2025-09-11 07:33:53

literasi ini sanggat sulit ๐Ÿ˜ฃ๐Ÿ˜–๐Ÿ˜ซ๐Ÿ˜ญ

Raka 2025-09-11 07:29:24

Literasinya Sangat keren๐Ÿ—ฟ๐Ÿ—ฟ

← Kembali ke Daftar Artikel