Tersebutlah seorang murid bernama Dani. Dia salah satu murid di SMP Merdeka. Saat ini Dani duduk di kelas VIII. Dia berasal dari keluarga sederhana. Ayahnya bekerja sebagai tukang bangunan, sementara ibunya berjualan sayur di pasar. Walaupun hidup pas-pasan, Dani memiliki tekad yang kuat. Dia ingin menjadi anak berprestasi agar bisa membanggakan orang tuanya.
Untuk mewujudkan keinginan itu tentu tidak mudah. Perlu kerja keras yang berkesinambungan. Perlu disiplin dalam membagi waktu. Perlu mengatur waktu untuk belajar, waktu untuk bermain dan waktu untuk membantu orang tua. Dani menyadari sepenuhnya bahwa dia berasal dari keluarga sederhana. Makanya Dani sering merasa minder karena tidak mempunyai buku bacaan tambahan untuk lebih mendalami pelajaran. Dani juga tidak mengikuti les seperti teman-temannya. Saat mengerjakan tugas kelompok, dia kadang diejek teman kelompoknya karena pengetahuan Dani terbatas. Tetapi Dani tidak mau menyerah dengan keadaan. Dia percaya bahwa kerja keras bisa menutup segala kekurangan yang dimilikinya.
Setiap malam, setelah membantu ibunya membereskan sayur dagangan, Dani duduk di meja belajar yang sederhana. Dia menyalin catatan dan membaca ulang materi pelajaran hari itu. Dani rajin meminjam buku di perpustakaan sekolah. Dibacanya di rumah untuk memperluas pengetahuan. Saat teman-temannya sibuk bermain game, Dani memilih untuk fokus belajar.
Ujian semester pun tiba. Banyak teman yang panik, merasa belum siap menghadapi ujian. Karena belum banyak menguasai materi pelajaran. Akibat tidak memperhatikan saat belajar di sekolah. Juga akibat jarang mengikuti les. Mereka lebih tertarik ngegame daripada mengikuti les. Saat malam hari pura-pura belajar tetapi sebenarnya asyik ngegame sampai larut. Lain dengan Dani, ia justru lebih tenang, sebab sudah belajar jauh hari sebelum ujian. Belajarnyapun rutin setiap hari. Bagi Dani tiada hari tanpa belajar. Dia mengerjakan soal ujian dengan penuh konsentrasi, meskipun masih ada rasa ragu. Untuk menghapus keraguan Dani sering berkonsultasi kepada guru, setelah selesai ujian. Guru-guru Dani semua baik hati. Mereka justru sangat senang jika ada murid yang sering berkonsultasi menanyakan kesulitan yang dihadapi. Dengan sabar dan sepenuh hati membantu murid yang datang menghadap. Bertanya tentang materi pelajaran yang belum dikuasai.
Setelah ujian semester berakhir tibalah pembagian rapor. Wali kelas masuk ke kelas masing-masing diikuti murid-murid. Wali kelas Dani memberi pengarahan kemudian mengumumkan hasil nilai terbaik. Semua murid terdiam.
“Nilai rapor tertinggi semester ini diraih oleh… Dani!”
Tepuk tangan pun menggema. Dani terkejut, bahkan matanya berkaca-kaca. Dia tidak percaya, kerja kerasnya selama ini benar-benar membuahkan hasil. Setelah semua murid menerima rapor waktunya untuk pulang. Bel panjangpun berbunyi. Bel itu tanda berakhirnya seluruh pelajaran. Semua murid boleh pulang. Saat sampai di rumah, Dani memberikan rapor itu kepada orang tuanya. Ayahnya menepuk bahunya dengan bangga.
“Kerja kerasmu selama ini sebagai bekal untuk masa depanmu, nak. Jangan pernah berhenti berusaha.”
Sejak hari itu, Dani semakin yakin bahwa meskipun hidup penuh keterbatasan, dengan kerja keras dan semangat pantang menyerah dapat mengubah keadaan. Kerja keras tak pernah mengkhianati hasil.
Pertanyaan Reflektif
1. Apa arti kerja keras menurutmu, dan mengapa penting untuk meraih kesuksesan?
2. Jika kamu sebagai Dani, bagaimana cara menghadapi rasa minder karena keterbatasan?
3. Menurutmu, bagaimana cara membagi waktu antara membantu orang tua dan belajar?
4. Mengapa hasil yang dicapai dengan kerja keras terasa lebih membanggakan?
5. Apa cita-cita terbesarmu, dan langkah kerja keras apa yang harus kamu lakukan mulai dari sekarang?
Komentar
Literasi nya gampang sekalii
Literasi sangat keren
au ah capek. . . 😭
Semoga menginspirasi .....\r\nGenerasi hebat ..amiin
Literasi nya sangat bagus
Lierasinya
Woww
Wah sangat seru sekali