Suasana pagi yang cerah di sebuah SMP Negeri, merupakan awal dari sebuah kisah dari seorang anak remaja bernama Iman. Iman adalah seorang siswa yang pendiam, rajin belajar, disiplin, dan selalu berusaha menjaga ketenangan di sekitarnya. Namun kehidupannya berubah ketika dia menjadi korban bullying di sekolahnya.
Semua berawal ketika Iman berjalan tergesa-gesa, tidak sengaja menabrak seorang temannya hingga jatuh. Temannya tidak Terima, dan memberitahukan kepada Ari yang kebetulan sebagai ketua kelompok anak anak bermasalah di sekolah tersebut. Tanpa memberikan kesempatan untuk klarifikasi, Ari dan teman temannya menganggap Iman melakukannya dengan sengaja. Sejak itulah Ari dan teman temannya mulai melakukan intimidasi, dan kekerasan fisik kepada Iman.
Setiap hari Iman harus menghadapi ejekan, ancaman bahkan pemukulan dari Ari dan temannya.
Teman teman sekelas tidak berani membantu Iman atau melerai dan bahkan tidak berani melaporkan kepada guru, mereka takut menjadi korban berikutnya, mereka hanya menonton dari kejauhan atau pura pura tidak melihat kejadian.
Iman semakin terpojok tanpa ada seorang yang mau membantunya. Iman semakin ketakutan, dia sering tidak masuk sekolah dengan alasan sakit, yang mengakibatkan nilai hasil belajar menurun dan Iman semakin frustasi.
Pada suatu hari ketika dia masuk sekolah, di waktu istirahat Iman ingin ke kamar mandi, di tengah jalan dia ketemu Ari dan kelompoknya yang mulai mengancamnya lagi. Iman memutuskan untuk mencoba berani bicara.
" Tolong dengarkan dulu", katanya dengan suara gemetar namun penuh keberanian. " Aku tidak sengaja, dan tidak pernah berniat untuk mengganggu kalian, kalian salah paham, tolong hentikan, aku minta maaf". Namun Ari dan kelompoknya tertawa meremehkan. "Kau pikir aku percaya dengan omonganmu?, kamu sudah mengganggu kami, sekarang kami akan menghajarmu".
Selanjutnya terjadilah perkelahian tidak seimbang antara Iman dengan Ari dan kelompoknya.
Perkelahian itu menimbulkan kericuhan, akhirnya seorang siswa melaporkan kejadian tersebut kepada guru.
Dengan bantuan guru dan beberapa siswa, Iman yang terluka dan Ari dengan kelompoknya dibawa ke ruang BK. Iman menceritakan semua yang terjadi. Pihak sekolah mengambil tindakan tegas terhadap Ari dan kelompoknya dengan pemanggilan orang tua. Sedangkan Iman mendapatkan konseling untuk membantu pemulihan dari rasa trauma akibat bullying yang dialaminya.
Setelah dipanggil orang tua dan diberikan pembinaan di ruang BK, Ari akhirnya mulai menyadari kesalahannya. Ia merasa bersalah melihat kondisi Iman yang terluka dan mengetahui bahwa tindakannya selama ini telah membuat temannya menderita. Rasa penyesalan itu membuat Ari berjanji kepada dirinya sendiri untuk berubah, meninggalkan kebiasaan buruknya, dan mulai belajar memperbaiki sikap. Dengan bimbingan guru, orang tua, dan dukungan dari teman-temannya, Ari perlahan menunjukkan itikad baik untuk tidak lagi melakukan perundungan dan berusaha menjadi pribadi yang lebih bertanggung jawab.
Dari cerita di atas, jawablah pertanyaan di bawah ini?
1. Apa yang kalian ketahui tentang bullying?
2. Bagaimana tindakan kalian bila melihat teman menjadi korban bullying?
3. Apa yang harus kalian lakukan untuk mencegah terhadap terjadinya bullying di sekolah?
4. Mengapa bullying dapat memberikan dampak negatif bagi perkembangan mental dan prestasi belajar siswa?
5. Bagaimana cara membangun keberanian kepada korban bullying untuk melaporkan kejadian yang dialaminya?
Komentar
Karakter anak terbentuk supaya mempunyaimental yang baik tanpa ada tekanan dan pembulyian . Sekali merasa tersakiti akan membawa dampak mental buruk. Hindari membuly teman walaupun main main.
literasi sangat bagus👍👍
Semangat slalu
Literasi sangat bagus, spensatu jaaaaayaaaa
spensatu jaayaaaaa