Jamarat

Penulis: Nurwahyudi Agustiawan | 11 Jun 2025 | Pengunjung: 57
Cover
Perasaaan relijius dalam hubungan penghambaan kepada sang Kholiq bisa ditumbuhkan dengan cara simbolik. Salah satunya prosesi melontar jumrah Ula, Wustha, dan Aqabah. Sebagai simbol perlawanan terhadap kemungkaran yang senantiasa menggoda. Tampilan ketiganya begitu kokoh namun juga indah. Dinding berwarna coklat dengan dua permukaannya tidak rata. Menambah kesan nuansa artistik. Jamaah yang tiba langsung terbagi menjadi dua. Sebagian berjalan ke sisi kanan sisanya ke sisi kiri. Untuk menghindari penumpukan jamaah yang membahayakan keselamatan. Askar dengan sigap membagi jamaah, mengatur arus perjalanan. Jamaah yang menggunakan kursi roda diberi tempat tersendiri, sehingga mereka tidak berdesakan dengan jamaah lainnya. Dapat menunaikan kewajiban tanpa gangguan yang berarti. Ini menunjukkan perhatian dan kepedulian yang tinggi terhadap jamaah berkebutuhan khusus.

Begitu tepat di depan dinding, tangan melempar dengan tenaga penuh agar terjadi benturan antara batu dengan dinding. Batu-batu yang mengenai sasaran akan langsung jatuh ke bawah melalui lubang di depannya. Jadi tidak ada tumpukan batu. Sebuah rancangan yang sungguh cerdas.

Selesai melontar jumrah, jamaah haji berdoa dengan menengadahkan tangan, memohon ridha dari Allah SWT. Beberapa di antaranya bahkan sempat menangis haru, menunjukkan kedalaman emosi dan spiritualitas mereka. Alhamdulillah bisa datang memenuhi panggilanNya.

Puas dalam bermunajat, jamaah haji lantas berjalan ke kanan mengikuti arah ke luar dari jamarat menuju tenda di Mina. Dengan suasana penuh kegembiraan, berjalan pulang terasa lebih ringan juga terasa lebih cepat, meskipun jalan yang dilalui tidak sama dengan awal keberangkatan. Boleh jadi lebih jauh. Karena perasaan lega semua lelah tak terasa. Pergerakan jamaah diatur satu jalur, mengingat jutaan manusia datang bersamaan di hari tasyrik. Namun, ketertiban terbentuk dengan sendirinya, berkat kesadaran dan kedisiplinan jamaah.

Para askar memberikan jempol kanan dan kiri sambil mengangkat tangan tinggi-tinggi, dengan mengatakan "Good... Good". Beberapa askar bahkan dengan ceria menyemprotkan air ke arah muka dan kepala jamaah, membuat mereka merasa segar dan nyaman. Seakan terlindung dalam dekapan dan belaian lembut sang Pencipta.

Komentar

Ari Iskandar 2025-06-11 10:50:30

Masyaalloh Tabarokhalloh...\r\nSemoga sehat slalu dan bisa ....amiin

Yadi 2025-06-11 10:46:46

Al haju mabruuro laisa lahu jazaau illal jannah

← Kembali ke Daftar Artikel