Jum'at Penuh Perjuangan

Penulis: Nurwahyudi Agustiawan | 30 May 2025 | Pengunjung: 128
Cover
Mendekati puncak haji, kota Mekah begitu padat. Jadwal operasi bus Shalawat menyesuaikan. Pada hari Jum'at, beroperasi dengan jadwal yang unik. Bus ini beroperasi hanya sampai jam 07.00 waktu Mekah. Setelah itu berhenti dan kembali beroperasi pada jam 14.00. Oleh karena itu, jemaah haji yang ingin pergi ke Masjidil Haram harus menyesuaikan jadwal mereka. Saya dan teman-teman satu kamar berniat menunaikan sholat Jum'at di masjid terbesar sekaligus termegah ini. Kami menunggu bus Shalawat di depan hotel jam 06.00 setelah makan pagi.

Pagi itu jalanan ramai kendaraan, bus berjalan perlahan. Kami tiba di Masjidil Haram pukul 07.30. Kondisi masjid sudah penuh dengan jamaah. Padahal sholat Jum'at dimulai pukul 12.17. Dalam jeda waktu yang lumayan lama itu kami melakukan sholat dhuha, dzikir, membaca Al-Qur'an, dan berdoa. Jika merasa capek, rebahan sejenak. Namun para askar begitu jeli mengamati. Kami dibangunkan, diperintah untuk berdiri dan menggerakkan tubuh seperti gerakan senam.

Di sekitar saya, duduk jemaah haji dari berbagai negara. Di samping kanan jemaah asal Turki, di depan jemaah asal India dan di belakang jemaah asal Nigeria. Kami hanya bisa berkomunikasi sebatas menanyakan asal negara masing-masing. Saya katakan kepada jemaah Turki bahwa presiden Erdogan cukup dikenal oleh bangsa Indonesia, kepada jemaah India saya katakan bahwa Taj Mahal populer di seluruh dunia dan kepada jemaah Nigeria saya katakan bahwa team sepak bola mereka mendapat julukan ‘The Dream Team’ pada saat World Cup. Mereka semua mengatakan kepada saya tentang Bali dan Jokowi.

Waktu baru menunjuk pukul 10.08, menunggu waktu sholat Jum'at masih lama, namun keburu ingin buang air kecil, terpaksa harus keluar dari masjid menuju ke toilet. Suasana di luar masjid cukup panas, apalagi saat angin bertiup, terasa semakin panas dengan suhu mencapai 46⁰C. Ketika berada di toilet teringat masjid Sheikh Zayed Surakarta. Desainnya sama persis. Termasuk perlakuan penjaganya juga mirip. Ada perasaan bangga menjadi bangsa Indonesia saat di situ. Alih-alih mendengar instruksi dan penjelasan yang menggunakan bahasa Indonesia. Bahasa lain juga terdengar secara bergantian.

Saat hendak kembali masuk masjid, askar menghadang sambil melarang karena masjid sudah penuh. Terpaksa menggelar sajadah di pelataran masjid, namun hanya sebentar karena panas tak tertahankan. Kemudian bergerak ke samping toko seperti jemaah yang lain. Jemaah baik hati dari Uzbekistan mempersilakan saya duduk di samping kirinya. Kami lebih banyak diam karena tidak begitu mengenal negara masing-masing. Tidak lama kemudian, jemaah asal Medan duduk di sebelah kiri saya. Kami berbincang cukup hangat tentang banyak hal.

Sampai akhirnya adzan berkumandang, kotbah Jum'at dimulai. Kotbahnya singkat dan surat yang dibaca pun surat pendek, yaitu surat At-Tin di rakaat pertama dan surat Al-Qurasy di rakaat kedua. Perasaan beruntung merasuk karena dapat menunaikan sholat Jum'at, walaupun di luar Masjidil Haram. Salah satu tempat yang paling suci di dunia. Itupun dengan penuh perjuangan.

Komentar

Nurwahyudi Agustiawan 2025-06-01 20:22:29

Aamiin. Terima kasih doa panjenengan Bu Bundari. Salam sehat dan bahagia.

Bundari 2025-05-31 14:26:00

Bismillah penuh perjuangan betul...sesuai dengan aturan dan nasib ...semoga slalu dimudahkan ibadahnya dengan niat yang suci mendapatkan kebaikan kan amiin 🙏

Nurwahyudi Agustiawan 2025-05-30 21:31:33

Inggih pak Fajar. Sungguh menyenangkan walaupun harus berdesak-desakan

Fajar Budhianto 2025-05-30 20:49:52

Terima kasih Pak Agus, cerita suasana di Masjidil Haram jadi pengobat rindu

Nurwahyudi Agustiawan 2025-05-30 20:39:53

Aamiin. Terima kasih doanya mbak Rutin. Semoga panjenengan sekeluarga juga senantiasa dianugerahi kesehatan dan keberkahan.

Rutini 2025-05-30 20:37:29

Semoga d berikan kemudahan dan kelancaran dalam menjalankan ibadah haji pa Agus smg jadi haji mahbrur sehat selalu selamat Sampek pulang nanti 🙏

Nurwahyudi Agustiawan 2025-05-30 20:12:42

Alhamdulillah pak Yadi. WalaupunPerjuangan belum selesai.

Yadi 2025-05-30 19:24:15

Bersyukur pak agus bisa sholat fi masjidil harom apalagi solat jum\'at yg nilainya sama dengan 100rb kali sholat diluar masjidil harom walaupun melalui perjuangan yg gigih, dan untuk puncak haji tentu harus berjuang lenih gigih lagi. Semoga tetap sehat kuat sabar tabah menjadi haji yg mabrur. Aamiin

← Kembali ke Daftar Artikel