Setiap subuh di Masjidil Haram, ada saja jamaah yang bersedekah. Caranyapun unik dan menginspirasi. Jamaah Pakistan membagikan kurma yang sudah dikemas dalam plastik. Setiap kemasan berisi tujuh butir kurma. Mereka membawa satu tas besar berisi kurma dan meletakkannya di samping tiang masjid. Kemudian membagikannya kepada jamaah yang duduk di dekatnya dengan cara berantai. Karena tidak bisa berkomunikasi secara verbal maka permintaannya dilakukan menggunakan bahasa isyarat. Tangan digerak-gerakkan kekiri dan ke kanan.

Demikian juga jamaah dari Srilanka, dia membagikan minuman khas negaranya. Warnanya kuning rasanya seperti wedang uwuh, namun dengan aroma rempah lebih menyengat. Minuman itu dituang dalam gelas kecil terbuat dari plastik dan dibagikan dengan cara yang sama. Yaitu berantai dari jamaah satu kepada jamaah lainnya. Minuman itu harus diminum sampai habis agar tidak tumpah karena tersentuh tidak sengaja. Sebuah kecerobohan yang harus dihindari. Tumpahan minuman tentu dapat membasahi karpet.
Gelas plastikpun segera diambil oleh petugas kebersihan masjid yang bertuliskan "House Keeping" di punggungnya. Petugas kebersihan masjid ini luar biasa dalam menjalankan tugasnya. Selalu berkeliling di tengah jamaah untuk mengambil bungkus makanan atau minuman.

Selain itu, ada juga jamaah yang bersedekah siwak. Cara membagikannya dengan cara unik. Yaitu setengah melemparkan siwak ke pangkuan jamaah yang dilalui. Dia tidak sungkan melangkahi jamaah lain yang duduk bersimpuh, sebuah adegan yang tidak pernah ditemui di tanah air.

Minyak wangi juga disedekahkan. Caranya bukan membagikan tiap botol tetapi mengoleskan pada tangan tiap jamaah. Alat oles yang jumlahnya hanya satu itu digunakan mengoles secara bergantian. Sekali celup sekali oles. Berantai dari jamaah satu kepada jamaah di sampingnya. Sampai olesan terakhir pertanda minyak wangi sudah habis. Sungguh unik, baru dijumpai di sini.

Di Masjidil Haram tidak pernah ditemui kotak amal seperti masjid di tanah air. Jamaah tidak pernah bersedekah uang untuk masjid, karena dana operasional masjid sudah sangat memadai dari pemerintah Saudi. Jika ingin bersedekah uang, jamaah dapat memberikannya kepada petugas kebersihan masjid, petugas kebersihan toilet dan petugas kebersihan jalan. Mereka semua berasal dari negara di luar Arab Saudi.

Di pinggir jalan setiap hari ada yang membagikan air minum dalam botol kemasan. Jumlahnyapun membuat terheran-heran. Sangat banyak. Satu truk penuh berisi air minum kemasan. Kata-kata yang selalu diucapkan adalah : ‘Halal... Halal. Haji... Haji.... Halal’
Buah yang banyak mengandung air seperti semangka dan melon juga sering disedekahkan. Buah itu sudah dipotong-potong. Setiap potongan terasa cukup besar jika dibandingkan dengan kebiasaan di tanah air. Makan satu potong rasanya sudah terlampau puas untuk mengimbangi panasnya suhu udara.

Sungguh inspirasi yang menarik untuk diterapkan di tanah air. Ternyata, apapun bisa disedekahkan, bukan hanya uang. Kebiasaan mulia ini dapat menjadi contoh untuk meningkatkan kepedulian dan kemurahan hati terhadap sesama. Dengan demikian, dapat menciptakan masyarakat yang lebih harmonis, penuh perdamaian dan kasih sayang. Benar-benar perbuatan mulia yang inspiratif.